Cari Blog Ini

Laman

Jumat, 11 Maret 2011

MU'JIZAT SUNNAH RASULULLAH SAW


" Laa Tasyrobanna Ahadukum Qooiman"
'Janganlah diantara kalian minum sambil berdiri'
Mengapa Rasulullah SAW melarang kita minum sambil berdiri…???
Ternyata secara medis didalam tubuh manusia penyaring yang bernama SFRINGER, saringan itu bisa membuka ketika kita duduk danmenutup kembali ketika berdiri, air yang kita minum belum 100 % sterill untuk diolah oleh tubuh kita, jika kita minum sambil berdiri maka air tidak disaring karena SFRINGER tertutup dan jika air yang tidak disaring itu lansung masuk ke kandung kemih, bisa menyebabkan penyakit Kristal, ginjal… MASYA ALLAH…
Dalam sunnah Rasulullah selalu ada mu’jizat dan manfaat bagi manusia dan dijamin tidak ada yang merugikan. Semua perintahdan larangannya adalah bentuk cinta Beliau terhadap umatnya.

HAMA PENYAKIT SENGON


HAMA PENYAKIT SENGON
Sistem monokultur Sengon berdampak pada merebaknya hama dan penyakit Sengon.  Hal ini diakibatkan oleh melimpah dan terkonsentrasinya sumber pakan bagi hama dan penyakit dalam satu hamparan.
Beberapa jenis hama dan penyakit Sengon yang saat ini menyerang tanaman Sengon diantaranya adalah : hama penggerek batang, hama ulat kantong, dan penyakit karat furu.

1.  Hama penggerek batang/ Boktor (Xystrocera festiva)
Serangan ditandai dengan adanya luka pada batang.  Telur diletakkan pada celah luka.  Sejak larva menetas segera melakukan aktivitas penggerekan ke dalam jaringan kulit batang.
Bahan makanan yang disukai adalah bagian permukaan kayu gubal (xylem) dan bagian permukaan kulit bagian dalam (floem).
Adanya serbuk gergajian merupakan gejala serangan awal.
Pengendalian hama dilakukan dengan mencongkel kelompok telur, menyeset kulit batang tepat pada titik serangan larva boktor sehingga larva jatuh/ terlepas.
Pengendalian hama dapat juga dilakukan dengan menggunakan musuh alami parasitoid, predator misalnya kumbang pengebor kayu (Macocentrus ancylivorus) dan jamur parasit (Beauveria bassiana).
Pengendalian hama juga dapat dilakukan dengan cara suntik/ bor dan bacok dengan insektisida.
2.  Hama ulat kantong (Ptero plagiophleps)
Hama ini tidak memakan seluruh bagian daun tetapi hanya parenkhim daun yang lunak, menyisakan bagian-bagian daun yang berlilin.  Daun yang terserang terdapat bercak coklat.
Pengendalian hama ulat kantong dengan menggunakan insektisida.  Misalnya virtako, ambush, dessin, bomber, karate dan lainnya.
Pengendalian hama ulat kantong juga dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida alami.  Berupa campuran 1 kg daun dan batang tembakau yang dihancurkan, ditambah 1 sendok teh sabun colek dan 15 liter air.  Campuran tersebut direndam selama 24 jam.  Setelah itu campuran disaring dan siap untuk disemprotkan.
3. Penyakit karat furu (Uromycladium teperrianum)
Serangan ditandai dengan pembengkakan (galis) pada batang, ranting, anak ranting dan helaian daun.  Galis merupakan tubuh buah jamur.
Penyakit ini menyerang sangat cepat dan menyerang semua tingkatan umur.
Pengendalian penyakit karat furu dengan cara mematikan sel-sel penyakit furu, membuang bagian yang terserang, atau mengelupas bagain yang ada galisnya.  Selanjutnya dioles atau disemprot dengan campuran alami agar tidak tumbuh lagi.
Campuran alaminya bisa berupa spirtus, atau campuran 5 kg kapur + 0,5 kg garam + 5/ 10 bagian air, atau campuran 1 kg belerang + 1 kg kapur + 10/ 20 liter air.
Campuran dioleskan atau disemprotkan 2 minggu – 1 bulan sekali.

Actinobacteria

Actinomycetes

Actinomycetes adalah bakteri yang berbentuk filamen dan hidup dalam tanah untuk mendapatkan nutrien. Bakteri ini memiliki cara untuk mempertahankan diri pada saat kondisi sangat kering dengan cara mengubah dirinya menjadi spora. Ketika kondisi memungkinkan saat ada air, bakteri yang berbentuk spora ini akan tumbuh kembali menjadi filamen.
Saat musim kemarau dimana banyak tanah yang kering, bakteri ini tidak dapat bereproduksi sehingga berbentuk spora. Saat hujan turun, air hujan yang jatuh ke tanah akan menyebabkan spora ini terbang ke udara. Spora yang sangat kecil ini beterbangan hingga tertahan beberapa saat di udara. Pada saat kita bernafas, spora-spora yang sangat kecil ini masuk ke dalam pernafasan kita dan terciumlah bau khas dari spora ini yaitu aroma segar yang khas dari udara yang biasanya tercium setelah hujan turun.
Actinobacteria atau Actinomycetes adalah kelompok bakteri Gram positif dengan nisbah G/C yang tinggi. Bakteri ini pernah diklasifikasi sebagai fungi (jamur, Mycota) karena ada anggotanya yang membentuk berkas-berkas mirip hifa serta menghasilkan antibiotik. Ketika diketahui memiliki sejumlah ciri bakteri (ukurannya kecil dan dapat diserang virus bakteriofag), kelompok ini pernah dianggap bukan fungi maupun bakteri. Baru setelah pengujian DNA dimungkinkan, kelompok ini diketahui sebagai bakteri.
Kebanyakan Actinobacteria ditemukan di tanah. Sebagian yang lain tinggal di dalam tumbuhan dan hewan, termasuk beberapa patogen seberti Mycobacterium.
Mereka memainkan peranan yang penting dalam dekomposisi materi organik seperti selulosa dan kitin. Aktivitas ini menambah cadangan hara di dalam tanah dan merupakan bagian penting dari pembentukan humus. Kemampuan Actinobacteria untuk hidup di lingkungan bernutrisi rendah dan untuk mengkonsumsi lognoselulosa (lignin dan selulosa, zat-zat penyusun kayu, biasanya sukar dicerna kebanyakan bakteri tanah) menyebabkan Actinobacteria mendominasi kawasan bebatuan karst. Pemberian pupuk kandang yang kaya selulosa akan meningkatkan populasi Aktinobakteri di tanah. Pemupukan amonium atau nitrat yang terus-menerus menekan populasi karena Aktinobakteri tidak suka pH di bawah 6; sebaliknya, pengapuran untuk menaikkan pH juga menaikkan populasinya.
Anggota Actinobacteria kebanyakan aerob, tapi beberapa, seperti Actinomyces israelii, dapat tumbuh dalam kondisi anaerob. Tidak seperti Firmicutes, kelompok utama lain bakteria Gram positif, Actinobacteria memiliki DNA dengan GC-content yang tinggi dan beberapa jenis Actinobacteria memproduksi spora eksternal.